Kadang kadang pembeli juga kurang mengetahui masalah ini. membicarakan perbedaan kain jeans dan denim sama saja membicarakan perbedaan antara rotan dan sebuah kursi dari rotan. Denim adalah sebuah bahan jeans, sedangkan jeans adalah sebuah jenis kain hasil jahitan kain denim yang solid dan kuat. Jadi membicarakan perbedaan keduanya sama saja membicarakan perbedaan rotan dan sebuah kursi (dari rotan), atau perbedaan serbuk kayu dan sebuah buku atau almari (almari yang dibuat dari material serbuk kayu yang dipadatkan).
Denim tercipta di sebuah kota di Perancis, yaitu Nimes. Awalnya bahan ini disebut ‘Serge de Nimes’ kemudian di singkat menjadi de Nime atau lebih populer di sebut Denim. Denim merupakan material kain kokoh yang terbuat dari kain katun twill. Ada juga yang menyebutkan kain denim ini terbuat dari wool serta terdapat juga denim dengan bahan dasar sutra yang dicampur wool.
Jeans mulai terkenal sejak LEVIS, sebuah perusahaan celana yang membuat jenis celana berbahan denim yang kemudian dinamakan Jeans. Jeans pertama kali di ciptakan oleh Jacob Davis dan Levi Straus tahun 1873. Celana ini awalnya didesain untuk para pekerja kasar di tambang. Kantung kecil di sebelah kanan atas celana digunakan untuk menyimpan bahan hasil tambang.
A. Kain Spandek/ Likra
Ada yang tahu perbedaan dua kain ini?, mungkin ada yang pernah datang ke toko kain dan menanyakannya, tetapi sang penjaga toko malah mengatakan bahwa kain spandek ya kain jersey. Tetapi jawaban itu tidak memuaskan, karena mengapa beberapa baju dikatakan berbahan spandek dan yang lainnya jersey?
Mungkin diantara kita sering mendengar istilah sintetis?, beras sintetis, daging sintetis, telur sintetis, dll. Dengan kata lain sintetis bisa diartikan sebagai tiruan, jadi ketika daging disebut sintetis maka sebenarnya ia bukanlah daging melainkan tiruan daging. Begitupula sepandek.
Pada kenyataannya, spandek bukanlah sebuah benang yang sebenarnya, apalagi kain. Spandek adalah serat tiruan dari campuran bahan kimia yang disebut elastomer (elastic polimer). Elastomer yang sejarah penggunaannya paling panjang adalah poli-isoprena. Polimer tersebut merupakan materi penyusun dari karet alami, yang dipanen dari getah berbagai pohon, biasanya merupakan pohon karet Hevea. Karet alami masih merupakan polimer industri yang penting, akan tetapi saat ini polimer tersebut bersaing dengan polimer sintetik, seperti karet stirena-butadiena dan butadiena. Karet elastomer tersebut merupakan bahan sintetik yang berbahan dasar minyak bumi.
Dengan kata lain, sepandek adalah bahan sintetis kimia yang masih bersaudara dengan karet. Dimana ia biasanya dibuat dari bahan non alami, kemungkinan besar ia polimer sintetik yang terbuat dari bahan dasar minyak bumi.
Mengetahui identitas asli spandek ini, kita jadi tahu bahwa sepandek tidak bisa dirajut menjadi sebuah kain atau bahan pakaian. Sifatnya yang seperti karet akan membuat sepandek menempel dan meliliti tubuh seperti bila kita memasang karet gelang kepaha kita atau perut kita. Spandek juga akan terasa panas bila tidak dicampur dengan serat kain lainnya, bahkan bila dicampurpun akan terasa panas apabila kebanyakan.
Dengan kata lain, sebuah kain sepandek adalah pencampuran serat sepandek dalam jumlah sedikit dengan serat kain lainnya, dan karena bahannya sama juga sifatnya dengan karet, maka kain yang berbahan sepandek ini akan memilih untuk menempeli dan meliliti tubuh ketika dipakai, bukannya menggantung dan jatuh seperti jersey.
Kain spandek ini kadang-kadang namanya akan dikombinasikan dengan bahan-bahan yang dicampurkan dengannya, missal spandek rayon, maka ia adalah campuran serat sepandek tadi dengan benang rayon, sepandek kaos berarti campuran bahan sepandek dengan kaos dll. Bila didahului dengan kata semi, missal semi sepandek rayon, maka bahan sepandeknya biasanya lebih banyak dari yang biasa digunakan.
Lantas apa maksud dari sepandek korea?.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan membahas kain jersey dulu, baru dia akan terjawab.
B. Kain Jersey
Jersey sebenarnya adalah sebutan untuk kain yang dirajut dari woll. Sifat jersey yang merupakan kain rajutan pastinya bisa membuatnya sedikit melar seakan ia kain yang elastic, akan tetapi melarnya jersey tidaklah sama dengan sepandek. Karena bila melarnya sepandek bersifat seperti karet yang akan kembali melengket kebadan, maka melarnya jersey bersifat seperti kain rajutan yang merenggang dan tidak akan dapat tertarik lagi renggangannya, jadi tidak menempel ke badan, dan terkesan seperti jatuh.
Jersey sendiri adalah nama sebuah pulau terbesar yang muncul dalam gugusan pulau diantara perancis dan inggris bernama chanel. Diantara gugusan kepulauan yang disebut Chanel itulah terdapat pulau jersey, bukan hanya kain dari pulau ini yang disebut jersey, tapi juga sapinya dimana terkenal kualitasnya dan disebut sapi jersey.
Pulau jersey selain terkenal dengan sapi jerseynya, juga terkenal menghasilkan kain berbahan dasar woll yang unik yang ahirnya disebut kain jersey. Mungkin dikarenakan banyaknya seragam yang ahirnya dibuat dari kain ini, maka seragam juga disebut jersey dalam bahasa inggris.
Dinegara lain, dengan perkembangan zaman, kain jersey mengalami modifikasi dalam pembuatannya dengan dicampur bahan katun, bahkan juga dicampur dengan serat sintetis. Tetapi jersey memiliki sebuah sarat untuk dapat disebut kain jersey, yaitu rajutannya.
Sesuai dengan asal-usul jersey, karakter utama yang Nampak pada jersey adalah keunikan pada kedua sisi. Kain rajutan ini dikenal karena perbedaan sisi yang salah dan sisi kanan. Sisi salah memiliki cirri khas butiran horizontal yang memiliki rencana karakter paling utama. Pada sisi sebelah kanan cirri khas yang terlihat adalah rangkaian garis vertical membujur dan terlihat seperti guratan biasanya penjahit akan menyesuaikan pola jahitan berdasarkan cirri khas kain, sehingga penjahitan akan dimulai dari kanan dulu kesisi luar, bukan dari kiri ke kanan.
Dengan berbagai sifat khusus tersebut, meskipun dicampur dengan serat sintetis seperti sepandek, jersy tetap tidak bisa disebut sepandek. Orang paling tidak akan menyebutnya sebagai jersey likra, dimana likra adalah nama lain dari spandek.
Lantas apa perbedaan antara Spandek dan jersey?
Jawabannya sangat mudah, jersey memiliki sejarah yang bermulai dari bahan tebal(woll) yang dirajut dengan rapat, sehingga sampai sekarang kain jersey haruslah terlihat tebal dan terajut dengan rapat.
Sedangkan sepandek adalah serat sintetis seperti karet yang digabungkan dengan serat-serat lainnya, ia bersifat lebih tipis dan tidaklah terajut kainnya seperti jersey.
Pada sifat jersey yang saat ini juga dicampur dengan serat sintetis, maka jersey memang bisa disebut sepandek, karena termasuk campuran sepandek seperti rayon dan lainnya, akan tetapi sejarah jersey yang lebih kuat dan system pembuatannya yang lebih unik membuat namanya tidak pantas ditaruh dibelakang nama sepandek/likra. Ia lebih pantas ditaruh didepan nama sepandek atau likra menjadi jersey likra bila ia tercampur dengan bahan tersebut.
Jadi kesimpulannya Jersey saat ini memang memiliki campuran serat sintetis sepandek, akan tetapi ia bukanlah sepandek.
Lantas apa maksud sepandek korea?
Spandek Korea memiliki nama ITY Spandek, atau Interlocked Twisted Yarn, yang kurang lebih berarti benang yang memilin saling bertautan. Hal ini membuat sepandek korea sedikit mewarisi sifat jersey. Adalagi sebutan lain untuk sepandek korea yaitu Spandek Likra, loh… bingung kan? Bukankah spandek juga likra sama saja?.
Likra disini merujuk pada serat sintetis yang lebih halus dan licin permukaannya dibandingkan dengan serat sintetis spandek pada umumnya. Ia biasanya digunakan sebagai bahan seragam senam dan olahraga. Bahan ini bila digabungkan dengan kain berbahan sepandek lainnya yang telah dicampur dengan serat tertentu menghasilkan kain yang lebih licin, solid, dan sedikit berkilauan. Kain itulah yang disebut sepandek korea.
3. Perbedaan Sifon, Hicon, Dan Ceruti
Ada yang tahu perbedaannya???
A. Sifon
Sifon atau Chiffon berasal dari cara penyebutan orang perancis pada kain yang ringan. Sifon sebenarnya dibuat dari berbagai kain yang menjadikan perbedaan harga padanya, yaitu katun, sutra, atau serat sintetis. Sifon bila dilihat dengan kaca pembesar menyerupai sebuah jarring sehingga ia bisa tembus pandang. Sifon yang terbuat dari serat alami dapat dicelup ke hampir semua warna, tetapi sifon yang terbuat dari polyester membutuhkan khusus zat warna dispersi.
Lantas apa perbedaan Hicon, Ceruti, dengan Sifon?
Ketika memahami konteks diatas, maka pertanyaan seperti ini sama saja menanyakan:
“Apa perbedaan Solo dengan Jawa Tengah?” atau seorang bule yang sering mendengar keindahan bali yang bertanya “Apa perbedaan Bali dan Indonesia?”
Yups… Hicon dan Ceruti merupakan pengembangan dari Sifon dan masih merupakan turunan dari kain sifon. Sebenarnya kain-kain yang ringan kebanyakan masih sekerabat atau turunan dari sifon.
Sifon memiliki 3 macam bentuk yang ahirnya menjadikannya memiliki turunan-turunan kain baru yang kadang-kadang dianggap dengan kain yang berbeda.
3 macam sifon:
1. Sifon Sutra
Ini adalah jenis kain sifon tertua yang dari dulu sering digunakan untuk gaun pesta dan lain-lainnya. Sifon sutra berbahan kain sutra.
2. Sifon Poliester
Ini adalah kain sifon yang berbahan Poliester, permukaannya lebih licin dan berkilau. Selain itu ia lebih kuat dari Sifon sutra. Polyester ini adalah bahan yang sama yang dipakai sebagai campuran kain Katun rayon. Sehingga katun rayon menjadi lebih licin dan berkilau.
3. Sifon Campuran
Sifon yang ini merupakan sifon yang paling banyak beredar di masarakat, sifon ini merupakan perpaduan sutra dan polyester, dan menghasilkan berbagai macam kain yang tak terhitung bila disebutkan disini. Diantaranya adalah Ceruti dan Hicon.
B. Perbedaan Sifon dengan Ceruti dan Hicon
Susah untuk mendefinisikan perbedaan antara Sifon dengan ceruti dan hicon, kenapa? Karena ceruti dan hicon adalah turunan sifon. Seharusnya ia lebih tepat disebut Sifon Campuran Jenis Ceruti atau Sifon Campuran Jenis Hicon.
Banyak yang mengatakan hycon adalah barang yang paling murah diantara Sifon dan ceruti, benarkah? Pada faktanya, Hycon kadang-kadang juga dianggap sebagai kain semi sutra, dan juga dianggap sebagai bagian dari spandek.. LOh.. masak lebih murah???
Bila kita melihat seragam bola yang dijual murah, itulah sebenarnya kain Hycon, ia memiliki elastisitas akan tetapi memiliki sifat mengkilap yang diwarisi dari campuran polyester sebagai bahan campuran sifon.
Kain hycon juga lebih tebal dan biasanya bisa dipakai sebagai bahan pakaian tanpa perlu dilapisi kain apapun, tidak seperti Sifon pada umumnya. Untuk permukaan kainnya ia memiliki banyak kesamaan dengan sifon, yaitu licin dan mengkilat, tetapi sebagian hycon yang dicampur sepandek memiliki kelenturan, sedangkan hycon bahan jilbab jelas mudah dibedakan dengan sifon apalagi ceruti, karena ia lebih tebal.
Sedangkan ceruti, sebagai kain yang sering dianggap lebih mahal dari sifon maupun hycon, memiliki cirri kas yang berbeda pada serat dan permukaannya, selain itu memiliki tekstur lembut. Seratnya biasanya terasa lebih bergurat dan berpori, dan permukaannya sebagian orang memiripkannya dengan kulit jeruk.
Bagaimana dengan sifon?
Kain yang dianggap sifon, berbeda dengan hycon karena ia lebih licin permukaannya dan juga lebih halus, selain itu lebih ringan. Jika patokan ini juga susah digunakan dikarenakan telah begitu cerdik dan pintarnya pembuat kain memodifikasi kain, maka bisa kita ambil satu patokan paling sederhana, sifon lebih ringan dari hycon, dan seharusnya lebih memiliki sifat seperti kain sutra bila ia berkualitas bagus.
Sifon juga berbeda dengan ceruti karena tidak memiliki tekstur seperti kulit jeruk dipermukaannya.
Ketiga jenis kain diatas bisa menjadi lebih susah lagi dikenali bila dibuat dengan ketebalan yang sangat rendah, dan saat ini kita semakin tidak dapat mengatakan mana yang paling mahal diantara ketiga kain tersebut, karena tidak adanya syarat kusus untuk kain sifon, hycon, dan ceruti, ketiga kain ini akan dimodifikasi sedemikian rupa hingga sifon akan berbahan dasar murah dan lebih kasar, hycon berbahan dasar lebih banyak campurannya dan bisa jadi lebih mahal, begitupula ceruti juga dimodifikasi sedemikian rupa hingga menjadi murah atau mahal.
Akan tetapi satu yang pasti, sebagian besar kain yang beredar saat ini adalah masuk kategori sifon kedua dan ketiga, yaitu SIFON POLIESTER dan CAMPURAN. Dan didalam jenis sifon yang ketiga, kain sifon yang seharusnya menjadi induk dari berbagai kain lainnya disamakan kedudukannya dengan hycon dan ceruti.