DEMONSTRASI 4 NOVEMBER. Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menkopolhukam Wiranto (ketiga kanan), Kepala BIN Budi Gunawan (kedua kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) menyampaikan tanggapan terkait unjuk rasa 4 November di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu, 5 November. Foto oleh Puspa Perwitasari/ANTARA
JAKARTA, Indonesia — Terjawab sudah teka-teki jaket yang dikenakan Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat gelar jumpa pers usai aksi demo besar-besaran pada 4 November lalu.
Jaket bomber berwarna hijau lumut yang dikenakan Jokowi di Istana Negara pada Jumat menjelang tengah malam itu ternyata milik anaknya.
“Jaket? Oh… Itu jaket anak saya yang saya pinjam,” kata Jokowi ketika ditanya wartawan usai menemui pimpinan Muhammadiyah di Jakarta, pada Selasa, 8 November.
Jaket bomber itu menjadi perbincangan menarik di dunia maya. Banyak netizen yang memuji Jokowi yang tampil stylish dan modis, mengingat pada hari-hari kerja pada umumnya, mantan pengusaha mebel di Solo itu hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih yang lengannya digulung sampai ke siku.
Tak sedikit pula yang dibuat penasaran, apakah jaket itu buatan merk ternama Zara atau Pull & Bear.
Jaket bomber atau juga dikenal dengan flight jacket pun punya sejarah panjang di baliknya. Siluet bulky dari jaket ini awalnya dimiliki oleh para pilot militer di United States Air Force saat Perang Dunia II. Masa itu, kebanyakan cockpit pesawat terbuka sehingga pilot perlu memakai sesuatu yang tebal dan membuat mereka merasa hangat. Material kulit yang berat dan tebal pun dipilih karena dapat menahan angin kencang di atas sana. Desain yang ada juga masih sangat sederhana sekitar tahun 1940-an.
Jaket yang awalnya dibuat dari kulit dan fur, dikemas lebih ringan memakai woll atau nilon anti air. Desain jaket bomber yang ada sekarang tak mungkin ada, tanpa pengaruh dari dua jaket terdahulu yaitu A-2 dan B-15. A-2 saat itu memakai bahan kulit, kerah tinggi dan dua flap pocket bagian depan. Desain B-15 cikal bakal jaket bomber yang sekarang ada. Jaket ini kemudian mendapat sedikit modifikasi dan dikenal dengan nama jaket MA-1 yang kemudian dipakai United States Air Force tahun 1949.Desain jaket yang bulky itu diganti dengan bahan polyester yang lebih ringan. MA-1 hadir dengan kantung dan slot pulpen di lengan bagian kiri yang memudahkan pilot saat itu.
Jaket bomber kembali jadi tren besar saat dipakai seorang aktor Amerika, Steve McQueen untuk film klasik The Hunter tahun 1980. Bahkan anggota kerajaan seperti Pangeran Phillipe dari Belgia memakainya saat ia dilatih menjadi pilot militer untuk Belgian Air Force tahun 1981.
Popularitasnya berlanjut hingga saat ini. Di 2013, runway mulai menampakkan jaket-jaket bomber. Salah satunya Dries Van Noten, Raf Simons, Balenciaga dan Rick Owens, diikuti dengan retailer fast fashion seperti H&M, Zara, Topshop dan lainnya.
Banyak pula musisi dunia menjadikan jaket ini favoritnya. Paling terkenal adalah Kanye West, yang sudah menggunakannya sejak 2013 dan kini membuatnya jadi tren yang ikonik dari dirinya. Kanye bahkan mengeluarkan edisi bomber miliknya sendiri untuk label Yeezy.
Di Indonesia, jaket bomber mulai kembali jadi perbincangan karena dipakai Presiden Jokowi saat jumpa pers mengenai demo 4 November 2016.
That’s all Apakah kalian suka juga dengan bomber jacket? Atau malah sudah punya satu? Silahkan tulis di komentar